Terdampak Kekeringan, Petani Tembakau di Kecamatan Sumber Menjerit

REMBANG, hariansuarajateng.com- Kekeringan yang melanda Kabupaten Rembang berimbas pada tanaman tembakau. Sebanyak 20 hektar lahan tembakau yang tersebar di 5 desa di wilayah Kecamatan Sumber Selatan mengalami kekeringan.

Para petani tembakau yang biasanya memanfaatkan air sanyo, sungai dan dam air di desa setempat kini sudah terlihat kering dan pertumbuhan tembakau tidak normal alias kerdil

Tembakau mereka masih berumur satu bulan, seharusnya masih harus disiram setiap hari untuk menghasilkan tembakau yang berkualitas dan sempurna dalam pertumbuhannya. Namun, kini sudah tidak disiram karena sulitnya air.

Salah seorang petani tembakau, Suhadi mengatakan, musim kemarau tahun ini tergolong awal, sehingga mematikan sumber air. Apalagi, sejak awal musim tanam tembakau tidak ada hujan.

Meski ia mengakui kualitas tembakau sangat tergantung pada cuaca, tapi hujan diawal tanam tidak berpengaruh pada kualitas tembakau.

“Kalau petani tembakau tetap mengharapkan hujan diawal tanam, tapi kalau sudah berumur dua bulan, semoga tidak ada hujan,” kata Suhadi warga Desa Logung, Kecamatan Sumber, Rembang, pada HarianSuaraJateng, Selasa (6/8/2024).

Ia menjelaskan, tembakau yang kekurangan air pertumbuhannya tidak sempurna dan berpengaruh pada kualitas warna, berat, dan aroma serta menghilangkan khas tembakaunya

Bila hal itu terjadi, kata dia, maka petani daun emas ini akan mengalami kerugian besar. “Menjadi petani tembakau memang susah, kalau hampir panen ada hujan pasti rusak, kalau awal tanam juga tidak ada air, pertumbuhannya tidak akan normal,”
ujarnya.

Untuk itu, ia berharap ada solusi dari pemerintah daerah agar kendala air yang selalu menimpa sebagian warga Rembang baik yang berkaitan dengan tembakau maupun dengan kebutuhan sehari-hari (pengadaan air bersih) tidak setiap tahun menghantui masyarakat.(wibowo)

Exit mobile version