REMBANG, hariansuarajawatengah.com– Pedagang bendera dan umbul-umbul khas tujuh belasan mulai menjamur jelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Bendera dijajakan penjual di pinggiran jalan.
Meskipun demikian, penjualan sampai dengan kini belum sesuai harapan.
Maman (34), warga Ciamis Jawa Barat misalnya. Salah satu pedagang bendera di peremapatan jalan Kartini, Rembang, mengaku dagangannya tak selaris dulu yang sering kehabisan stok. Ia mengeluhkan omzet berjualan yang menurun tahun ini.
Maman bercerita ia berjualan Bendera Merah Putih sejak 2014.
Omzet yang ia dapatkan sejak itu pun beragam. Namun, ia mengaku jika stok penjualannya habis, bisa meraup keuntungan hingga Rp5 juta.
Ia menjual sejumlah hiasan khas HUT RI, mulai dari bendera dengan berbagai ukuran, umbul-umbul. Harganya bervariasi, tergantung jenis dan ukuran. Bendera misalnya, dijual dengan kisaran harga Rp35 ribu hingga Rp350 ribu.
Untuk tahun ini, pria yang sudah hampir 10 tahun berdagang bendera itu mengaku telah berjualan sejak akhir Juli silam. Namun, ia mengeluhkan omzetnya yang menurun drastis tahun ini. Kalah sama online.
“Pendapatan mah, ya ini tahun sekarang lebih parah, hanya cukup buat makan, turunnya jauh,” ujar dia kepada hariansuarajateng, Kamis (15/8/2024).
Meski tak bisa menyebutkan angka pasti penurunannya, Maman mengatakan minat masyarakat untuk membeli bendera tahun ini lebih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun sekarang enggak tahu nih. Kalau keadaannya begini pasti enggak nutup. Yang beli rada sepi nih enggak kayak tahun-tahun kemarin. Sepi semua. Saya mulai jualan dari tanggal 28 Juli, ditotal dari awal (omzet) Rp5 jutaan, tapi tetap belum nutup,” jelasnya lebih lanjut.
Berbeda dengan Maman, Sugeng (56) warga Lasem, Rembang yang berjualan bendera di Jalan Dr Sutomo, Rembang optimis bahwa dagangannya akan habis tahun ini. Ia yakin bakal membawa pulang omzet yang lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Sugeng mengaku sudah berjualan bendera sejak 2018. Per tahunnya, omzet yang ia dapatkan bisa mencapai Rp8 juta. Namun, sejak ia berjualan per 28 Juli silam.
“Kalau modal saya Rp10 juta tiap tahun dan selalu nutup dan kadang-kadang ada lebihnya. Tapi tahun ini belum nutup. Tapi saya yakin bisa nutup sih kalau tahun ini,” ujar dia.
Harga bendera yang dijualnya pun bervariasi, namun tak semahal yang dijual oleh Maman. Untuk bendera berukuran kecil dibanderol Rp20 ribu. Sementara untuk bendera berukuran besar dikisar Rp250 ribu.
Omzet yang diraupnya per hari pun tak menentu. Bisa berkisar Rp50 ribu-Rp500 ribu.
“Saya ini kan modal dari bos, bukan modal sendiri mas,” tuturnya.(wibowo)